Bisnis.com, SEMARANG - Sakina Rosellasari, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, membeberkan realisasi investasi di wilayah tersebut tumbuh positif.
Sakina Rosellasari mengungkapkan bahwa realisasi investasi di Jawa Tengah sepanjang tahun 2024 mengalami pertumbuhan yang signifikan.
"Dari Kuartal I-IV 2024, mencapai Rp88,44 triliun. Ini ada kenaikan 114% dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp77,02 triliun," kata Sakina Rosellasari dalam konferensi pers, Selasa (11/2/2025).
Realisasi tersebut utamanya ditopang oleh Penanaman Modal Asing (PMA). Tercatat, sepanjang 2024 investasi PMA di Jawa Tengah mencapai Rp35,37 triliun.
Adapun sementara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berada di angka Rp33,30 triliun dan realisasi investasi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) hanya berkisar di angka Rp19 triliun.
Selain mengalami pertumbuhan dari segi realisasi, Sakina menambahkan, serapan tenaga kerja dari aktivitas investasi tersebut ikut mengalami pertumbuhan.
Baca Juga
Secara kumulatif, serapan tenaga kerja sepanjang 2024 mencapai 411.013 orang dengan rincian 252.245 serapan tenaga kerja dari PMA dan 158.468 serapan PMDN.
Dilihat dari wilayahnya, Kabupaten Kendal masih menjadi primadona investasi PMA sepanjang tahun 2024. Diikuti Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, serta Kota Semarang.
Sementara itu, investasi PMDN lebih banyak menyasar Kota Semarang, Kabupaten Klaten, serta Kabupaten Kendal.
"Ini capaian luar biasa, menunjukkan bahwa Jawa Tengah ini menjadi magnet investasi dan datanya menunjukkan kenaikan signifikan, lebih dari 50% untuk proyek investasinya. Kemudian, serapan tenaga kerjanya juga tertinggi jika dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa," ucap Sakina kepada wartawan.
Sakina mengungkapkan beberapa faktor yang ikut berperan dalam pertumbuhan realisasi investasi di Jawa Tengah.
Mulai kehadiran kawasan industri baik milik swasta maupun pemerintah, juga hubungan industrial yang relatif harmonis.
"Kemudian juga ada yang melakukan pengembangan, relokasi, jadi PMA ini ada beberapa yang relokasi dari beberapa negara dan provinsi yang masuk ke Jawa Tengah," lanjutnya.
Pada perkembangan lain, Sakina menuturkan bahwa pihaknya masih menunggu arahan dari pemerintah pusat dan daerah terkait target investasi di tahun ini.
Secara umum, Sakina mengaku optimistis Jawa Tengah mampu mencapai pertumbuhan investasi di angka 10%.
Artinya, dari realisasi investasi sebesar Rp88,44 triliun, pada tahun ini Jawa Tengah bisa memenuhi realisasi investasi di kisaran Rp97 triliun.
"Promosi investasi itu kami lakukan tidak hanya melalui one-on-one meeting, tetapi juga virtual. Ke depan, kami juga akan menggunakan lebih banyak [komunikasi] virtual juga Central Java Investment Platform agar pihak luar [ketika] melakukan sounding bisa melalui sosial media atau web kami," tutur Sakina.